• Beranda
  • Ibu & Anak
  • Mengenal Retensio Plasenta, Ketika Plasenta Sulit Keluar dari Rahim

Mengenal Retensio Plasenta, Ketika Plasenta Sulit Keluar dari Rahim

Mengenal Retensio Plasenta, Ketika Plasenta Sulit Keluar dari Rahim
Credit: Freepik

Bagikan :


Plasenta atau yang dikenal dengan ari-ari bayi adalah jaringan bayi yang berkembang dan menempel pada rahim saat kehamilan berlangsung. Selama masa kehamilan, plasenta berfungsi untuk mengedarkan nutrisi, darah serta oksigen untuk janin. Saat proses persalinan, plasenta juga akan ikut keluar setelah bayi lahir. Namun pada beberapa kasus, plasenta tidak kunjung keluar dan tertahan di dalam rahim.

 

Apa Itu Retensio Plasenta?

Dalam proses persalinan, terutama pada proses persalinan normal (pervaginam), tubuh ibu akan mendorong plasenta keluar secara alami. Otot rahim akan berkontraksi sehingga jaringan plasenta yang menempel pada rahim dapat terlepas dan keluar.

Namun ada kalanya saat proses persalinan plasenta masih tertahan di dalam rahim dan sulit untuk dikeluarkan. Jika sebagian atau seluruh jaringan plasenta masih bertahan dalam rahim setelah 30 menit pasca bayi keluar dari kandungan, kondisi ini dikenal dengan nama retensio plasenta. Retensio plasenta adalah kondisi yang perlu ditangani segera untuk mencegah komplikasi persalinan seperti infeksi dan perdarahan berat.

Baca Juga: Plasenta Akreta, Komplikasi Kehamilan Akibat Plasenta Tumbuh Terlalu Dalam di Dinding Rahim

 

Penyebab Retensio Plasenta

Setelah bayi dilahirkan, plasenta umumnya akan keluar secara alami dalam kurun waktu 5-30 menit. Rahim Anda berkontraksi, yang akan membuat plasenta terlepas dari dinding rahim Anda dan terdorong keluar. Namun terkadang, hal ini tidak terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

  • Kontraksi otot rahim tidak cukup kuat untuk mengeluarkan plasenta
  • Plasenta tumbuh melekat terlalu dalam pada rahim
  • Serviks atau leher rahim terlalu cepat menutup sehingga plasenta terjebak
  • Melahirkan terlalu awal
  • Sudah pernah melahirkan beberapa kali
  • Memiliki riwayat operasi rahim
  • Hamil dengan proses bayi tabung
  • Pernah mengalami retensio plasenta pada kehamilan sebelumnya
  • Memiliki kelainan bentuk rahim

Di antara penyebab di atas, penyebab paling sering terjadinya retensio plasenta adalah kontraksi yang tidak cukup kuat dari otot rahim.

Baca Juga: Mengenal Plasenta Previa, Kondisi Ketika Plasenta Menutupi Jalan Lahir

 

Gejala Retensio Plasenta

Gejala retensio plasenta paling utama adalah tidak berhasilnya plasenta untuk keluar sendiri setelah 1 jam sejak bayi lahir. Terkadang retensio plasenta baru disadari beberapa jam setelah persalinan. Gumpalan jaringan yang tersisa ini dapat keluar dengan sendirinya melalui vagina.

Beberapa gejala yang bisa dirasakan antara lain:

  • Kram perut
  • Demam
  • Perdarahan berat
  • Keputihan berbau tidak sedap
  • Keluarnya jaringan berukuran cukup besar

Apabila Anda mengalami gejala di atas setelah persalinan, segera periksakan diri ke bidan atau dokter.

 

Penanganan Retensio Plasenta

Retensio plasenta yang tidak ditangani dapat menyebabkan perdarahan serius dan infeksi yang membahayakan nyawa ibu. Untuk itu retensio plasenta membutuhkan penanganan segera. Beberapa penanganan yang bisa diberikan dokter dalam penanganan retensio plasenta antara lain:

  • Menyusui untuk memicu kontraksi rahim
  • Pemberian obat-obatan untuk membantu rahim berkontraksi sehingga plasenta lebih mudah terlepas
  • Dokter melepas plasenta secara manual, namun cara ini memiliki risiko menimbulkan infeksi
  • Operasi darurat

 

Retensio plasenta adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi, namun bisa saja ini dialami oleh ibu hamil. Agar memastikan kehamilan berjalan dengan lancar, pastikan melakukan pemeriksaan kehamilan rutin untuk memantau kondisi kesehatan ibu dan janin. 

Jika memiliki pertanyaan seputar kehamilan dan proses persalinan, konsultasikan dengan dokter atau manfaatkan layanan konsultasi dalam aplikasi Ai Care. 

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 18 Mei 2023 | 19:21